Museum NTB Susun Naskah Akademik Museum Tematik
Museum Negeri Nusa Tenggara Barat (NTB) mengadakan Rapat Penyusunan Naskah Akademik sebagai tindak lanjut Forum Group Discussion (FGD) mengenai rencana pembentukan museum tematik di Provinsi NTB, Selasa (9/9/2025). Rapat yang berlangsung di Aula Tambora Museum NTB ini dihadiri Tim Transisi Gubernur NTB, Dr. Adhar Hakim, Dewan Kebudayaan NTB Prof. Abdul Wahid, Akademisi Universitas Mataram Prof. Dr. Nuriadi Sayif, Budayawan H. Julfikar Husen, Akademisi Universitas Bumi Gora Sasih Gunalan, serta sejarawan Ali Akbar.
Kepala Museum Negeri NTB, Ahmad Nuralam, menegaskan rapat ini merupakan komitmen untuk menindaklanjuti agenda pembentukan museum tematik sebagaimana hasil FGD sebelumnya. Menurutnya, program tersebut sejalan dengan 7 Sapta Cita Gubernur dan Wakil Gubernur NTB, di mana Museum NTB mendapat mandat strategis menginisiasi hadirnya museum tematik.
“Tugas museum adalah menjadikan NTB berbasis wisata berkelas dunia dengan pijakan budaya. Banyak provinsi yang menjadi destinasi wisata memiliki museum kuat dan beragam. Karena itu, pembentukan museum tematik penting untuk memperkuat positioning NTB sebagai destinasi wisata budaya dan sejarah,” ungkapnya.
Ia juga menjelaskan bahwa hampir semua museum kini menampilkan unsur sinematografi, sehingga museum tematik nantinya akan menggabungkan audio-visualisasi dengan koleksi.
“Kita berharap desain yang ditampilkan dalam museum tematik bisa lebih detail,” tambahnya.
Diskusi ini memfokuskan pada pemetaan substansi naskah akademik dengan tema “Jejak Letusan dan Segara: Warisan Samalas-Rinjani dan Tambora dalam Budaya NTB”. Tema tersebut disepakati pada FGD Agustus lalu untuk menegaskan peran letusan Gunung Samalas-Rinjani dan Tambora dalam transformasi alam, adaptasi manusia, serta pembentukan budaya baru.
Tim Transisi Gubernur NTB, Dr. Adhar Hakim, menyambut baik langkah Museum NTB yang menurutnya sejalan dengan PRPJM 2025–2029.
"Ini upaya sangat baik untuk pengembangan budaya ke depan,” ujarnya.
Ia menekankan bahwa naskah akademik ini bukan sekadar dokumen administratif, melainkan landasan konseptual yang menentukan arah pengembangan museum tematik NTB.
“Naskah akademik menjadi dasar filosofis, historis, sekaligus teoretis untuk langkah pembangunan museum tematik ke depan,” terangnya.
Hasil rapat diharapkan dapat dirumuskan dalam bentuk naskah akademik yang akan diajukan sebagai rekomendasi resmi kepada Pemerintah Provinsi NTB.
“Kita akan susun sistematika penulisan, sehingga naskah ini bisa menjadi dasar regulasi, pengembangan, sekaligus penguatan kultur,” pungkasnya.
