Sejumlah pengunjung sedang melihat koleksi di Museum Negeri NTB. Dalam mendukung program Gubernur NTB H. Lalu Muhamad Iqbal, Museum Negeri NTB menginisiasi pembentukan museum tematik. (Suara NTB/ham)

Realisasikan Ide Gubernur, Museum Negeri NTB Siapkan Pembentukan Museum Tematik

Dikutip dari: Suara NTB | 2025-06-16 | Link Berita

Museum Negeri Nusa Tenggara Barat (NTB) tengah mempersiapkan pembentukan Museum Tematik, sebuah langkah besar dalam upaya menduniakan kebudayaan lokal sekaligus merealisasikan ide Gubernur NTB, Dr. H. Lalu Muhamad Iqbal. Gagasan ini bertujuan memperluas ruang ekspresi budaya melalui pendekatan yang lebih spesifik dan menarik bagi masyarakat.

Kepala Museum Negeri NTB, Ahmad Nuralam, SH., M.H., menyampaikan pembentukan Museum Tematik merupakan bentuk inovasi lanjutan dari museum umum yang selama ini telah berjalan.

“Museum Tematik ini tetap dalam kategori museum umum, karena kami tampilkan seluruh aspek budaya. Tapi bedanya, ini lebih fokus dan spesifik. Saat ini, koleksi yang kami pamerkan baru sekitar lima persen dari keseluruhan koleksi Museum Negeri NTB. Nah, sisanya bisa kita tampilkan dalam bentuk tematikmisalnya tentang manuskrip, keris, atau benda-benda lain yang mencerminkan perjalanan sejarah dan budaya NTB, baik di Pulau Sumbawa maupun Lombok,” ujarnya pada Suara NTB, pekan kemarin.

Guna memperkaya wawasan dan perencanaan, Nuralam mengakui pihak museum telah melakukan studi banding ke Museum Bali dan Museum Saka. Dari pertemuan dengan jajaran direktur Museum Saka, tim Museum Negeri NTB mendapat masukan penting soal penguatan tema dalam museum tematik.

“Museum Saka mengangkat tema Waktu Saka yang berkaitan dengan kalender Hindu, wariga, Nyepi, hingga ogoh-ogoh. Dari sana kami belajar bahwa penentuan tema sangat penting. Untuk NTB, salah satu ide tematik yang sedang kami pertimbangkan adalah tentang letusan Gunung Samalas dan Tambora, karena dampaknya berskala global dan sangat relevan dengan semangat NTB Mendunia,” jelas Nuralam.

Tim Museum Negeri NTB bahkan telah melakukan riset langsung ke warga di lereng Tambora untuk menggali bahan dan data sejarah, serta berinteraksi dengan masyarakat setempat sebagai bagian dari proses penyusunan blueprint museum tematik.

Di sisi lain, antusiasme masyarakat terhadap museum menunjukkan tren positif. Hingga pertengahan tahun 2025, Museum Negeri NTB mencatat lonjakan kunjungan, terutama dari kalangan pelajar.

Kunjungan meningkat baik dari jumlah siswa maupun sekolah. Kegiatan kunjungan terbagi dua: studi banding atau rekreasi, dan outing class. Yang menarik, kegiatan outing class didominasi sekolah di sekitar Kota Mataram, dan beberapa sekolah telah mendapatkan penghargaan dalam Hari Pendidikan Nasional 2 Mei lalu, tambahnya.

Tiga sekolah yang memperoleh penghargaan berupa AISO dan Museum Award yakni SDN 2 Gunungsari (Lombok Barat), SMPN 8 Mataram, dan SMAN 2 Mataram. Nuralam menekankan pentingnya membentuk komunitas penyangga museum yang melibatkan sekolah, pondok pesantren, hingga mahasiswa.

“Itu menunjukkan, kita ingin menjaga komunitas penyangga museum. Jadi kita menganologikan, museum harus ada penyangganya, biar hidup. Komunitas penyangga museum itu adalah sekolah-sekolah dari level SD, SMP, SMA, pondok pesantren,” tambahnya.

Museum juga membuka diri untuk kolaborasi dengan perguruan tinggi agar bisa menjadikan museum sebagai tempat magang, penelitian, hingga penyusunan tugas akhir yang tidak hanya meneliti koleksi, tetapi juga aspek manajemen, promosi, dan media sosial.

“Alhamdulillah, semua upaya ini berdampak positif. Hingga Juni 2025, kami telah menerima sekitar 19.000 pengunjung, dan Pendapatan Asli Daerah (PAD) dari museum telah mencapai Rp88.271.000 atau 113,31 persen dari target tahun ini yang sebesar Rp77.900.000,” terang Nuralam.

Menanggapi capaian ini, Museum Negeri NTB mengajukan revisi tarif kunjungan. Tarif pelajar yang saat ini Rp2.000 diusulkan naik menjadi Rp5.000, menyesuaikan dengan standar tarif museum di daerah lain seperti Bali. Sedangkan tarif wisatawan lokal diusulkan naik dari Rp8.000 menjadi antara Rp10.000Rp15.000, dan tarif wisatawan mancanegara dari Rp20.000 menjadi Rp35.000.

Kenaikan ini, kata Nuralam, akan diimbangi dengan peningkatan layanan dan fasilitas. Museum juga telah melakukan digitalisasi koleksi melalui barcode digital yang memudahkan akses informasi langsung bagi pengunjung. “Kami ingin memberikan pengalaman museum yang lebih modern, interaktif, dan edukatif. Ini adalah bagian dari langkah besar untuk membawa NTB dikenal lebih luas, lewat jalur budaya dan sejarah yang kita miliki,” ujarnya.